Travel Story | Petualangan Mesin Waktu | Yogyakarta, Indonesia


Berpetualang dengan Mesin Waktu di Yogyakarta:
Dari Situs Jaman Pra-Sejarah Hingga Peradaban Modern
                                                                                                                                                    
The Pink Traveller in Prambanan Temple

Travel Story of Rirry #TraveRy
oleh Hapsari Sulistyaningrum


Kamu gak percaya kalau Yogyakarta punya mesin waktu?

Disini, kamu bisa merasakan perjalanan lintas waktu. Mulai dari merasakan suasana Jaman Pra-sejarah di Candi Prambanan, Jaman Sejarah Kerajaan Majapahit di Jalan Malioboro, hingga Jaman Peradaban Modern di Mall Terbesar Yogyakarta saat ini di Ambarukmo Plaza. Psssttt, kisah ini bagus loh untuk mengedukasi anak-anak tentang sejarah melalui aktivitas Travelling yang menyenangkan.

Semuanya terangkum dalam kisah petualangan sehari The Pink Traveller dengan ‘Mesin Waktu’ di Yogyakarta. Ini dia! :-)


Perjalanan ‘Lintas Jaman’ Yogyakarta

Yogyakarta memang tidak akan pernah habis untuk dijelajahi. Keeksotisan pariwisatanya membuat para pelancong lokal dan mancanegara kerap berdatangan ke Kota Pelajar ini.

Bagaimana tidak, ketika pertama kalimenginjakan kaki di kota ini serasa disuguhi oleh berbagai objek wisata. Mulai dari keelokan wisata alamnya yang terbentang dari Gunung Merapi sampai Pantai di selatan Pulau Jawa, wisata budaya, hingga wisata sejarah.

 Ya, ketika berada di Yogyakarta, diri kita serasa seperti terjebak dalam ruang dan waktu yang berbeda. Apalagi menikmati keeksotisan masa Hindu-Budha lewat wisata candi, masa awal Keraton Yogyakarta di Jalan Malioboro, hingga yang terkini suasana masa Modern di Ambarukmo Plaza. Semua lengkap menjadi satu rangkaian perjalanan lintas jaman di Yogyakarta.

Moda transportasi yang dapat digunakan kala melancong ke Kota Gudeg ini adalah sepeda motor, mobil, atau Bus TransJogja. Bus TransJogja menawarkan moda transportasi yang cocok dengan budget para pelancong untuk wisata murah meriah.


Bus TransJogja, 'Mesin Waktu'
untuk Berpetualang 'Lintas Jaman' di Yogyakarta

Khusus untuk perjalanan kali ini akan menggunakan Bus TransJogja sebagai ‘mesin waktu’ untuk berpetualang ‘melintasi jaman’ di Yogyakarta. Liputan ini khusus dibuat dimana penulis terjun langsung merasakan petualangan dengan Bus TransJogja untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Yogyakarta.


Merasakan Jaman Pra-sejarah di Candi Prambanan

Perjalanan pertama yang dapat Anda tempuh dengan bus TransJogja atau moda transportasi lain seperti mobil atau motor adalah ke Candi Prambanan.

Anda akan dibawa menjelajahi masa sejarah Hindu-Budha, dimulai dari Situs Candi Prambanan. Jika Anda memulai perjalanan dari pusat kota seperti Stasiun Api Tugu, naiklah bus TransJogja di halte terdekat. Dari pintu masuk utama, Anda dapat berjalan ke arah Jalan Mangkubumi selama kurang lebih 10 menit ke arah halte terdekat.

Halte terdekat lainnya dari Stasiun Kereta Api Tugu terletak di depan kantor DPRD DIY dengan berjalan kurang lebih 10 menit ke arah Jalan Malioboro. Ambillah Jalur 1A yang menuju Candi Prambanan. Jalur 1A dari halte ini tidak perlu transit di halte lainnya dan cukup membayar tiket seharga Rp 3.000 untuk sekali jalan.

Jika Anda memulai perjalanan  dari Bandara, Anda dapat melewati eskalator bawah tanah yang membawa Anda ke pintu keluar yang menuju Halte Bus TransJogja. Ambil jalur 1A ke arah Halte Prambanan yang merupakan pemberhentian terakhir dari jalur tersebut.

Sesampainya di Halte Prambanan, Anda dapat berjalan kaki kurang lebih 15 menit ke arah pintu masuk Candi Prambanan. Di loket, Anda akan disuguhkan beberapa macam tipe pembayaran. Untuk turis lokal, dikenakan tarif Rp 30.000, sementara turis mancanegara sebesar USD $ 20.

Candi Prambanan, Yogyakarta

Me and my best travel mate @adeliarakhmawati
with the view of Prambanan Temple, Yogyakarta


Anda juga dapat mengambil paket perjalanan Candi Prambanan dan Ratu Boko seharga Rp 45.000. Paket ini lebih murah dan efisien jika Anda juga tertarik mengunjungi Candi Ratu Boko yang terletak 3 km di selatan Komplek Candi Prambanan dengan diantar oleh Shuttle Bus pulang-pergi.

Di Candi Prambanan Anda dapat melihat Komplek Candi Hindu terbesar se-Indonesia dan yang terindah se-Asia Tenggara. Candi yang dibagun pada abad ke 9 Masehi ini merupakan tempat persembahan untuk tiga dewa utama Hindu atau Trimurti, yaitu Brahma, Wishnu, dan Siwa.

Di dalam salah satu Candi juga terdapat Arca Roro Jonggrang. Menurut hikayat, Roro Jonggrang dikutuk menjadi Arca oleh Bandung Bondowoso. Roro Jongrang meminta Bandung Bondowoso untuk membuat 1000 candi dalam waktu satu malam sebagai syarat ia mau menikah dengannya. Namun, sebelum matahari terbit Roro Jonggrang berbuat curang dengan membuat kegaduhan sebelum candi ke 1000 selesai dibuat. Arca ini dianggap Bandung Bondowoso sebagai penggenapan candi ke 1000.

Di Candi Prambanan, kita dapat berfoto-foto di sekitar kompleks dan di ruangan dalam candi. Bentuknya yang menjulang ke atas hingga 47 meter membuatnya sangat indah untuk dijadikan spot untuk fotografi.

Pada malam hari, terdapat pagelaran tari Ramayana yang bercerita tentang kisah cinta Rama dan Shinta. Pada bulan Mei hingga Oktober, pagelaran dilaksanakan di panggung terbuka di dengan latar belakang Candi Prambanan malam hari. Tiket yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 350.000 untuk kelas VIP. Pagelaran juga dilaksanakan di panggung tertutup, seperti Teater Trimurti.

Candi Prambanan saat ini tengah mengalami renovasi, terutama Candi Utama Siwa. Abu Gunung Kelud sempat menyelimuti dari Februari 2014 lalu dan sisa-sisa reruntuhan Candi dari gempa yang melanda Yogyakarta 2006 silam juga masih berserakan di sekitar.

Selesai menikmati keindahan Candi Prambanan, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan shuttle bus ke Candi Ratu Boko. Batas waktu pengantaran dari Candi Prambanan adalah pukul 15.30 WIB, sementara kepulangan dari Candi Ratu Boko adalah pukul 16.30 WIB.

Candi Ratu Boko merupakan Candi Hindu dan diduga merupakan bekas krataon atau istana raja. Singkat cerita, candi ini pada jaman dahulunya pernah mengalami keruntuhan, sehingga yang terlihat hanya pintu gerbang utama Candi dan puing-puingnya. Dengan eksotisme puing-puing candi yang berserakan di tanah yang datar, tak anyal sering dijadikan spot cantik untuk fotografi, seperti Pre-Wedding.

Candi Ratu Boko, Yogyakarta

Selfie in front of Ratu Boko Temple, Yogyakarta

Letak Candi Ratu Boko yang berada di atas bukit juga menyajikan keindahan panorama yang sangat indah. Kita dapat melihat seluruh dataran Yogyakarta dari atas sini. Dengan pemandangan indah ini, maka tak pelak Candi Ratu Boko kerap dijadikan tempat untuk menikmati matahari tenggelam di ufuk barat Yogyakarta.

Sesudah puas menjelajahi Jaman Hindu-Budha, kini saatnya kita menembus batas waktu hampir 16 abad lebih ke Jaman Keraton Yogyakarta. Pada masanya, Kraton Yogyakarta  membuat jalanan paling terkenal se-Yogyakarta: Jalan Malioboro.

Untuk itu, Anda dapat menaiki bus TransJogja dari stasiun Prambanan dan mengambil jalur yang menuju Jalan Malioboro. Dari sini, perjalanan dapat memakan waktu kurang lebih satu jam untuk menikmati transisi masa sejarah Hindu-Budha ke masa Keraton Yogyakarta.


Merasakan Jaman Kerajaan Majapahit di Jalan Malioboro

Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Yogyakarta dan warung-warung lesehan di malam hari di sepanjang trotoarnya. Jangan lupa mampir makan siang pecel bunga turi yang dijual mbok-mbok di depan Pasar Beringharjo. Sangat tradisional dan khas Jawa.



Jalan Malioboro, Yogyakarta


Jalan Malioboro merupakan jalan yang dibangun oleh Sulat Hamengkubuwono I dan bertepatan dengan pendirian Keraton Yogyakarta. Nama jalan ini berasal dari nama kolinial Inggris “Marlborough” yang pernah tinggal di jalan tersebut pada tahun 1811 – 1816 M. 

Jalan ini merupakan poros garis imajiner Keraton Yogyakarta. Jika dihubungkan, Gunung Merapi, Tugu Yogyakarta, Jalan Malioboro, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan membentuk satu garis lurus.

Saat berada di Jalan Malioboro, kita seperti diajak bernostalgia dan melintasi berbagai jaman. Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan jalan ini. Dari paling utara, kita diajak untuk melihat Tugu Yogyakarta yang merupakan simbol Kota Yogyakarta, dan Stasiun Kereta Api Tugu.

Semakin ke arah selatan, terbentanglah  Jalan Malioboro dimulai dari stasiun tugu hingga ke perempatan kantor pos. Perempatan ini lebih dikenal sebagai ‘Perempatan 0 km’ (baca: Nol Kilometer). Di kawasan ini terdapat Gedung Agung RI, Benteng Vredenburgh, dan Bank Indonesia dan Kantor Pos dengan arsitektur gedung khas Belanda. Kawasan ini menjadi kawasan tempat berkumpul pelancong, anak muda, hingga seniman di malam hari.

Jangan khawatir, di sepanjang Jalan Malioboro ini ada banyak pula halte bus TransJogja yang memudahkan Anda mengakses tempat-tempat wisata lain di Yogyakarta.Turunlah di halte di depan Mal Malioboro agar membuat Anda lebih panjang menikmati keeksotisan Jalan Malioboro dengan berjalan kaki. Halte paling ujung Jalan Malioboro terletak di depan Benteng Vredenburg.


Kembali ke Jaman Peradaban Modern di Ambarukmo Plaza

Perjalanan melintasi jaman di Yogyakarta menggunakan Bus TransJogja ini diakhiri dengan kembalinya kita ke jaman Modern. Yogyakarta punya hal tersebut: Ambarukmo Plaza.

Ambarukmo Plaza merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Yogyakarta. Mal ini didirikan pada tahun 2007 dan menyasar target pasar middle-up. Di mall ini, Anda dapat dimanjakan dengan kemudahan hidup ala metropolitan, seperti kebutuhan pokok, kuliner, fashion, alat elektronik, hingga bioskop.


Ambarukmo Plaza, Yogyakarta


Anda dapat mengambil rute Bus TransJogja tujuan halte Ambarukmo Plaza. Letak halte berada di depan Hotel Ambarukmo, dan tidak jauh dari pintu masuk selatan Ambarukmo Plaza. Perjalanan melintasi jaman Keraton Yogyakarta ke jaman Modern ini dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam.

Untuk menutup perjalanan hari ini, Anda dapat menikmati kuliner di Taman Sari Foodcourt. Ada es teh tarik ala Thailand yang enak dijual disana. Ambarukmo Plaza benar-benar menawarkan citra rasa kehidupan metropolitan di Yogyakarta.

Perjalanan Menggunakan Bus TransJogja

Jadi, kini hanya dengan bermodalkan Rp 57.000 saja, Anda telah dapat melakukan Perjalanan Lintas Jaman dengan Si Hijau TransJogja selama sehari penuh di Yogyakarta. Sangat menyenangkan dan penuh pengalaman. Menurutku situs-situs wisata ini jelas layak untuk diberi rating *** (3 stars from 5), terutama untuk Candi Prambanan adalah **** (4 stars from 5). Tertarik untuk mencobanya?




Note:
Semua foto disini diambil menggunakan:
-          Digital Camera Casio Exilim Pink, properti milik Riri
-          Handphone Camera, properti milik Riri (Samsung), Adel (Samsung)
-       Camera Digital Sony Alpha, properti milik Kei

Perjalanan ini dilakukan pada Sabtu, 7 Juni 2014, bersama @adeliarakhmawati.

See you on my next Travel Story of Rirry #TraveRy! :-)
#CandiPrambanan #CandiRatuBoko #Malioboro #AmbarukmoPlaza #Yogyakarta #Jogja #Indonesia #exploreindonesia #thebeautyofindonesia
#TransJogja #Travelling #Traveller #TravelStory #Review #TravelAssistance #TravelAssistant #TourGuide #TourLeader #TravelMachine


Profil Penulis:


Hapsari Sulistyaningrum

Penulis adalah seorang traveller Indonesia yang menyenangi kegiatan traveling alam, kota, dan budaya. Penulis memiliki mimpi untuk berkeliling dunia. Ia telah menjelajahi berbagai destinasi wisata di Indonesia. Bulan Juli 2014 lalu, ia melakukan traveling keliling Eropa, di samping tujuan utamanya menjadi perwakilan UGM dalam ajang Konferensi Internasional di Paris, Perancis. Cerita-cerita perjalanannya dapat ditemukan di www.facebook.com/hapsarisulis atau www.pinkrirry.blogspot.com.



Tertarik untuk menikmati perjalanan di Yogyakarta dan Indonesia lainnya? Penulis juga sering bertindak sebagai Tour Assistant. Silakan hubungi kontak penulis di bawah ini:

Instagram : @RirryHapsari / Twitter : @RirryHapsari
Whatsapp : +6281325261202

This article was posted in Indonesian Language. Need language translation to read my blog?

Click on the icon translation provided on my blog, Visit Google Translate, or Contact me to ask for translation.