Travel Story | The Gojek Tale (eps.5 end)

Posted by The Pink Traveler Stories

The Gojek Tale
Kisah si Abang Gojek Gokil

Episode 5 - The End

"Lo tau gak kalau di kartun2 gitu, kalau tokohnya kaget banget, dagunya sampai nganga jatuh ke lantai kan?" Kata si Driver sambil mempertahankan laju motornya dan menghindari beberapa lubang di jalanan.

"Nah, muka gw kaya gitu deh kalau lo bayangin pas lihat si cewe yang jdi penumpang gw. Beda banget sama adeknya, anak SMA yang bohai dan cantik..." ujar si Driver dengan nada putus asa. Dia mengambil jalur yang lebih mulus. Kadang suka kecele di jalanan Cawang ini, banyak lubang dan gradasi jalan yang tidak mulus. Apabila tidak berhati2, bisa jatuh dan celaka.

"Lo tau gak mbak, cewe di depan itu?" Tanya si Driver sambil menunjuk ke perempuan yang dibonceng di motor depan.

Aku melihat saat motor melaju bersisian dengan motor yang ditunjuk si driver. Badan perempuan itu bongsor, mungkin sekitar 70 kg atau lebih.

"Iya, yang itu kan?" Kataku pelan2 ke si Driver setelah melewati si perempuan itu. Motor berhenti di lampu merah di bawah jalan layang Cawang menuju Kalimalang.

"Iya yang itu. Nah bayangin aja, ini perempuan yang keluar dari balik gerbang itu gedenya 3x dari cewek yang dibonceng tadi!" Seru si Driver meyakinkan.

"Ha??!" Aku kaget tak percaya.

"Suwer!" Ujar si Driver.

"Kaya Pretty Asmara?" Kataku mengira2 postur yang paling mendekati.

"Iya gitu deh..." kata si Driver dengan nada putus asa.

"Hahahaha...." aku tertawa mendengar nada dan ekspresi mukanya.

"Sumpah ya. Itu perjalanan kayanya lamaaaaa bangetttt... kaya yang di cerita2 kura2 lawan kelinci itu loh" kata si Driver masih putus asa.

"Hahaha... emang berapa kilometer?" Tanyaku setelah mengatur tawaku yang meledak.

"17 kilometer!" Kata si Driver dengan nada kaget campur sebal.

"Hahaha... berasa 170 kilometer ya!" Kataku menimpali sambil bercanda ke si Driver yang kelihatan putus asa dengan ceritanya sendiri.

"Iya!" Ujar si Driver cepat. Dia merasa senang ada yang memahami nasibnya.

"Trus gw kan bete ya. Gw kira si adeknya yang cewek SMA bohai itu yang bakal naik, ternyata malah kakaknya yang segede itu! Gw diemin aja selama perjalanan deh. Di tengah jalan, gw mampir dulu buat isi bensi di POM bensin. Dia gw minta tunggu di pintu keluar. Pas gw isi bensin, gw bilang ke mbak2 penjaga mesin besinnya." Ujar si Driver sambil menirukan percakapannya.

" 'Mbak, tahu gak gw lagi bawa apa?' Tanya gw ke si mbak2 penjaga POM."

" 'Emang bawa apaan mas?' Tanya si mbak2 penjaga POM."

" 'Tuh, lemari 2 pintu!' Kata gw sambil nunjuk ke penumpang gw yang lagi nunggu di pintu keluar."

" Si Mbak2 penjaga POM ketawa ngakak pas ngelihat penumpang gw, trus nyahut 'Hahaha, parah lo mas' "

" 'Tau gak mbak, baru kali ini gw bawa motor tapi kaya bawa mobil' "

" 'Hahahahahaha' eh si mbak2 POM ini kagak berhenti ketawa sampai gw tinggal!" Kata si Driver tanpa rasa bersalah.

"Hahahahahahaha!" Aku tertawa membahana mendengar ceritanya. Parahhhh... parahhh... ni orang gokil abis....

"Eh lo malah ikut2. Beneran tauk.. gila berat banget.." kata si Driver sambil manyun.

"Bannya kempes ga pas lo selesai nganter?" Tanya gw sambil menyeka air mata yang keluar karena tertawa ngakak.

"Untungnya sih kagak. Pas di akhir2, akhirnya gw ajak aja deh ngobrol. Kesian juga gw cuekin gitu." Kata si driver melanjutkan. "Ternyata orangnya baik dan ramah banget"

"Wah, jadi bener ya 'don't judge a book by its cover' " kataku.

"Iya bener. Dan lo tau pas udah sampe apa yang terjadi?" Tanya dia.

"Apaan?" Tanyaku balik penasaran.

"Dia ngasih tip gw sampai 40 ribu, harusnya di cuma bayar 15 ribu doang" jawab si Driver dengan mata berbinar bahagia.

"Alhamdulillah..." kataku.

"Nah iya itu makanya kan... Mungkin dia akhirnya luluh gw baek2in pas di akhir2, hihi..." kata dia sambil tertawa geli.

"Dasar elo..." aku tertawa geli mendengar pernyataannya.


***


"Nah mbak, lo kan udah denger cerita gw tentang cewek2 bohai yang cantik. Tapi ada satu cewek yang paling bikin gw terngiang2 sampai sekarang!" Kata si Driver melanjutkan.

"Ha? Ada lagi?!" Aku kaget. "Ehh buset, banyak banget elo dapet cewe2 cantik. Hoki abis!"

"Hahaha.. bukan hoki, tapi ya tampang gw juga gak jelek2 banget kan mbak. Gw modusin dikit ya kalau cewe itu kasih kode juga. Kalau gak, yaudah gw gak berani lanjut" kata si Driver menyombongkan diri dengan bercanda. Aku tertawa.

"Trus gimana nih cewe, jadian lagi sama dia? Ini setelah yang lo jadian sama cewe bohai pertama?" Tanyaku.

"Ntar dulu dong, dengerin dulu ceritanya. Jangan buru2 ke klimaksnya. Kan orang Indonesia suka gitu kan, maunya cepet2, sampai ke klimaksnya, gak mau nunggu atau sabaran dikit." Kata dia sambil manyun karena sebal ceritanya belum komplit ia tuturkan. " Ni cewe jauh sebelum cewek bohai yang jadi pacar gw. Cewek pertama dari pelanggan yang paling cakep, sekaligus paling melekat di pikiran gw sampai akhir..."

"Hahahaha... yaudah coba lanjutin" kataku mempersilakan.

"Nah, jadi ya si cewek ini pesan dari Kokas, Kota Kasablanka. Kebetulan gw di seberangnya dan dia emang mau ke arah barat, jadi ya gw suruh si cewe ini nyebrang aja, soalnya puter balik kan jauh. Trus pas dia udah nyebrang, dari kejauhan lama2 mendekat, gw langsung terpana lah." Kata si Driver dengan nada yang semerbak bahagia.

"Kenapa, bohai lagi?" Kataku saat dia sengaja diam sejenak, memang orang kaya dia sengaja memberi celah sejenak untuk dikomen pendengarnya,

"Bukan mbak. Kali ini beda. Dia pakai jilbab, wajahnya cantik, putih, bersinar-sinar. Subhanallah..." kata dia sambil menyebut Asma Allah. Baru kali ini aku mendengarnya menyebut Asma Allah, aku kira mungkin saja dia bukan Muslim.

"Kaya bidadari baru turun dari langit ya?" Kataku menimpali.

"Lebih mbak! Lebih dari itu!" Kata si Driver bersemangat. "Ini cantiknya, maniiiiiissss banget.... putihnya, putihhhhh bangettt, lalat kepleset kali kalau nempel di kulitnya. Trus, tukang2 ojek lain tempat gw mangkal pada nyenggol2 gw sambil ngecengin gw, 'Gila, lo beruntung banget! Cantik banget tuh cewe!' "

"Tinggi atau pendek?" Tanyaku.

"Ya sedang lah... gw gak ngelihat bohainya lagi, karena yang gw lihat dari dia 'Ini tipe calon istri gw' " kata dia.

"Hahahahahahaha, gokil!" Kataku sambil tertawa.

"Cuma ya mbak, pas di awal dateng, dia dingin abis. Mukanya jutek abis. Gw sampai bingung, mau ngobrol apa, abis judes abis sih awalnya. Trus yaudah gw basa basi aja, ngobrol ini itu. Eh lama2 dia ketawa. Gw ngerasa, 'Wah kayanya jurus gw udah masuk nih' kata gw dalam hati. Akhirnya dia ketawa mulu selama perjalanan. Mungkin dah ngerasa nyaman kali ya ma gw, kita ngobrol jadinya nyambung. Dia juga kasih kode2 gitu deh..." kata dia sambil bersemangat.

Kami sudah memasuki jalanan Kalimalang, di sekitar gudang seng. Jalanan Kalimalang malam hari seperti ini harusnya sudah agak lenggang, maka dari itu aku memutuskan untuk mengambil jalan ini saat si driver menawarkan opsi untuk melewati jalan BKT (Banjir Kanal Timur).

Lalu kemudian dia melanjutkan kembali ceritanya, "Trus akhirnya kita sampai di tempat tujuan dia. Gw kaget dong, secara kok kayanya lebih cepat dari perkiraan. Akhirnya si cewek bilang."

" 'Maaf mas, rumah saya sebenarnya 9 km aja dari sini. Cuma buat nambah2in abang Gojek biar 15 ribu, makanya saya pesan 15 km.' Kata dia." Si Driver menirukan percakapannya dengan si perempuan berhijab itu.

"Itu kalau ada di kartun2 ya mbak, kaya ada petir membelah di langit sampai nyamber ke gw. Serasa dunia langsung hancur berkeping2 di hadapan gw!" Kata dia sambil menirukan nada sedih dan lebaynya.

"Ahahaha, lebay lo! " kataku menyahuti sambil tertawa.

"Terus gw bilang aja, 'Mbak gw rela deh nganterin elo 15 km, lo cuma bayar 9 km, gw bawa lo puter2 dulu trus nanti elo gw turunjn di rumah!' " kata si Driver.

"Lo ngomong gitu ke dia langsung?" Tanyaku kaget, berani juga dia ngomong gitu ke cewk itu. Aku yang penasaran, menahan tawa dan mendengar kelanjutan ceritanya.

"Hahaha, ya gak lah, gila aja... cuma dalam hati aja gw, gak berani lah, gengsi gw." Kata si Driver malu-malu kucing.

"Tapi abis itu, gw beraniin dirilah ngemodusin dia. Soalnya dia kaya kasih kode2 gitu sih sebelumnya..," ujar si Driver melanjutkan.

"Apaan tuh?" Tanya gw.

"Gw tanyalah ke dia, 'Mbak, itu nomor mbak sendiri yang tadi saya hubungi?' "

" 'Iya mas, kenapa?' Tanya dia dengan suara lembutnya yang bikin gw melting"

" 'Nanti kalau mau kemana2, sama saya aja. Mbak bisa telepon atau sms saya.' kata gw ngeberaniin diri.

" 'Oh ya, makasih mas...' ujar si cewek itu sambil tersenyum manis. Abis itu dia balik badan mau masuk ke rumahnya"

"Trus gw mau nyahutin lagi, mau ngajak jalan dia, 'Eh iya mbak!' "

" Gak tahu ada angin ada apa pas gw manggil dia, dia balik badan lagi ke arah gw.... 'Ya?' "

" 'Um, kapan2 kalau free, mau jalan bareng?' "

" Gw deg2an nunggu jawaban dia. Gilaaa, siapa coba yang gak mau sama cewek secantik ini. Dengan modal baja, gw ajak aja deh dia. Sedetik... dua detik... akhirnya dia jawab."

" ' Umm, maaf mas, saya sudah punya tunangan....... mas telat sih.' "


***


" JEGERRR................!!!" Dia berseru sambil menengadahkan kepalanya, membuat ekspresi paling desperate dan horor yang pernah kulihat dari rerata ekspresinya yang biasanya konyol.

"Hahahahahahahahaha" aku tertawa ngakak. Aku paham poin yang ia tekankan dalam kata2 itu yang membuat cerita ini mencapai titik paling serunya.

"LO NGERTI KAN MBAK MAKSUDNYA???!!!" kata si Driver mencoba meyakinkan aku akan maksudnya, dan mentransferkan perasaannya. Perasaan nelangsa, putus asa, tidak siap akan realita, miris, dan berbagai campur aduk lainnya.

"Hahahahahahaahhaha" aku masih tetawa ngakak sambil menangis terkekeh2. Aku bersikap simpati ke dia, tapi dengan caraku sendiri untuk tipe orang seperti ini. Bukan yang mendayu2 ala konseling, tapi justru ditimpali balik, kalau bisa bahkan dengan ceng2an yang lebih sadis. Tapi aku mengerti, dia tidak akan mengambil hati soal itu, karena dia tipe orang yang woles.

"Iya gw ngerti maksudnya... lo telat, TELAT banget!" Aku menambah penekanan di kata 'telat', lalu tertawa terbahak2 lagi.

"Nah itu masalahnya mbak! Kalau dia cuma bilang sampai 'udah punya tunangan' itu sih masih fine aja, tapi ini masalahnya dia nambahin dengan kata2 :

'MAS. 

TELAT. 

SIH' !!!" 

Seru si Driver sambil menekankan kata2 terakhir si perempuan itu.

Ia menunjukkan ekspresi kesal, putus asa, namun tetap memandang dari sisi humor, ia bercerita sambil mengangkat2 tangannya ke udara, lalu kembali memegang stir dengan cepat.

Aku masih terus tertawa. Ada2 aja nih Driver, cerita2nya selalu tentang pengalaman manis maupun kemalangannya, namun dikemas dalam sudut pandang humoris dan woles.

"Kaya lagu dangdut itu mbak, 'Sakitnya tuh disini' " kata si Driver masih bersungut2 sambil menunjuk ke dada kirinya dengan telunjuk.

"Hahahahaha.. sakittt... sakittt... sakitnya tuh disini!" aku menimpali dengan lirik lanjutan lagu Sakitnya Tuh Disini oleh Cita Citata.

"Trus gimana akhirnya?" Tanyaku masih penasaran.

"Akhirnya dia balik badan dan masuk ke rumah. Abis itu, gw pulang tuh kaya diiringin sama awan mendung gitu... kaya ada lagu Sheila on 7 yang 'Aku pulang... kuterima... kekalahanku..." cerita si Driver sambil menunjukkan muka sedih dan desperate-nya.

"Abis itu lo contact dia gak?" Tanyaku sambil menahan kikikanku.

"Ya gak lah! Dia udah mau kawin. Kalau belon, ya gw jabanin! Tapi gak lah, gw ngehormatin pilihannya dia..." kata dia berapi2 seperti pejuang '45, tapi seketika langsung berubah jadi bijak.

"Hahahahaha" aku tertawa terbahak2 lagi, "Iya bener... Bagus lah, jangan jadi pengganggu hubungan orang lah ya yang penting. Karena kita sendiri juga gak mau kan kalau hubungan kita diganggu orang lain."

"Bener banget tuh mbak... ya gw sih cuma sekedar seneng2 aja.. kalau ada penumpang, ya diajak ngobrol buat seru2 aja. Kalau cantik dan bohai, wah bonus abis. Apalagi kalau nyambung dan dia juga nangkep kode2 gw, gw modusin aja sekalian, hehe.. yang penting pas udah bebas tugas ya.." jelas dia.

"Ya.. ya.. ya.." aku mengangguk. Oh begini tho cara pandang dia. "Asal lo yakin dia single. Dan yang paling mendasar sih, dia mau sama elo. Hahaha."

"Siallll..." kata dia sambil manyun dan menunjukkan ekspresi pura2 sebal.

Pikiranku terbang mengingat suatu memori yang familiar yang sudah lama terpendam. Seperti sudah mengenal tipe2 cowo kaya gini, asik diajak temen, tapi kalau untuk serius, masih jauh... pengalamanku dengan cowok2 seperti ini telah membuktikannya. Cowok2 play boy tapi woles kaya gini memang masih mau main2, contohnya mengapa ia begitu tertarik dengan cewek2 bohai dan sekalinya pacaran malah cuma 1 bulan. Dan kalaupun mau serius, bukan dari dirinya sendiri, melainkan harus ada perempuan yang bisa meyadarkannya untuk serius, contohnya mengapa ia begitu tertarik dengan wanita berjilbab itu, dan sudah menggambarkan sebagai calon istri idealnya.


***


Kami pun kembali ke realita dan melihat sekeliling. Kalimalang padat merayap. Sudah pukul setengah dua belas dan kami baru sampai di Pangkalan Jati. Perjalananku kali ini sepanjang 22 kilometer tak terasa karena ditempuh dengan ditemani oleh cerita2 seru si Abang Gojek Gokil satu ini. Gak nyangka pengalaman pertama kali naik Gojek, malah dapat Driver seru seperti ini.

Kami menikmati hembusan angin kala motor melaju agak cepat saat jalanan lengang. Namun hembusan angin malam segera berganti ke hembusan knalpot dengan gas karbonmonoksidanya yang pekat kala motor tersendat di kemacetan.

"Macet nih pasti gegara orang ngelembur atau jalan2 sampai malam karena besok libur deh..." kataku.

"Iya paling gitu mbak..." kata dia sambil mencoba menyalip namun terhenti dari arah berlawanan, "Bekasi sih..."

Aku paham maksudnya dan karena aku tahu dia dari Depok, aku timpali, "Beh, gini2 lo udah punya visa belum mau masuk Bekasi?! Sama juga kali sama Depok, jalan2nya kan kecil2, naik turun pula kaya di bukit2, bahkan kalau angkot saling papasan, mesti ada salah satu yang berhenti dan ngalah buat ngasih jalan yang lain."

"Iya sih Depok juga..." kata dia mengakui. Hahaha, tuh kan!

"Gw yakin Meme Bekasi tuh dibuat sama orang2 Depok sama Tangerang yang sebenarnya mereka juga gak kalah parahnya sama Bekasi, cuma biar gak ketahuan aja, makanya yang di-bully itu Bekasi!" Kataku bercanda ke dia. Aku tidak pro bekasi, tapi juga tidak kontra bekasi.

"Beda ya, kalau Tangerang daerah Cipete mah gak" kata dia membela diri.

"Sama aja, daerah2 UIN sama juga tuh" kataku yang mengingat kembali flash back terakhir kali ke daerah sana.

"Enak aja, kampus gw tuh! Gak macet ya! Apalagi pas gw kuliah dai 2004-2007 tuh belum semacet sekarang sih..." Kata dia membela diri dengan lucunya. Oh jadi ini Driver pernah kuliah di UIN, dan dia lebih tua dari angkatanku, 2004.

"Lo gak usah tanya, kampus gw dijamin bahkan gak macet sama sekali." Kataku menimpali dengan sok sombong, hihi..

"Emang dimana?" Tanya dia.

"UGM di Jogja. Ahahahaha" kataku sambil tertawa.

"Yaelah mbak, itu mah gak usah disebutin. Pada sepedaan semua kali!" Kata dia bercanda.

"Hahahaha.." aku masih tertawa, "Gak usah pakai 'mbak' kali, gw angkatan 2007."

"Oh ya? Hahaha... gw kira karena lo udah kerja lo lebih tua dari gw. Emang ya kalau di Jogja, susah kalau gak pakai angkutan pribadi." Kata dia.

"Iya bener, gw aja biar ringkes, pakai motor kemana2 disana. Susah diakses kalau ngandelin angkutan umum. Gojek juga belum masuk sana. Jarak kampus sama kosan deket sih, cuma kan kalu ke tempat2 lain, jadinya lumayan jauh kalau gak pakai motor" Aku mengiyakan.

"Eh ngomong2 soal jauh, masih jauh gak belokan ke kiri ke komplek rumah elo?" Kata dia.

"Hahaha, masih!" Aku melihat sekeliling dan mencoba memahami lokasi yang sudah banyak berubah di sekitar Kalimalang yang hendak dibangun jalan layang bebas tol. Sudah di daerah Lampiri.

"Sekitar 3-4 kilometer lagi lah... Lo jangan ngira gw kaya banci pertama ya! Gw ngebooking tepat sasaran tauk" aku tertawa ngakak.

"Hahaha, ya gak lah, gw kira masih jauh! Abis gak sampe2 sih. Macet banget pula. Lo ada jalan lain gak sih?" Tanya dia. Kami sudah sampai di Sumber Artha.

"Gak ada, kalau lewat Sumber Artha ini malah lebih jauh." Kataku.

"Eh, gw boleh minta tolong gak?" Tanya dia tiba2.

"Apaan?" Tanyaku was2. Awas aja kalau dia coba2 modusin aku. Setelah 3 cerita tentang wanita yang dia modusin, aku mendadak waspada seperti kucing yang bulu2nya berdiri saat ada ancaman.

"Nanti kalau sampai rumah, boleh gak aku minta tolong. Umm..." dia berkata hati2, memilih tiap kata2nya agar lebih tertata, "Tolong lihatin dong di peta, jalur dari rumah elo ke Depok. Gw mau cari jalan lain selain lewat Kalimalang ini," tanya dia.

"Hahaha," aku tertawa sambil menghembus nafas lega. Aku pikir dia bakal modusin aku. Yaelah, orang kaya gini, item, rambut keriting, dimodusin pula #akumahapaatuh hahaha, aku tertawa sendiri dalam hati, lebih kepada menertawakan kekonyolan asumsiku sendiri.

"Lo udah nyerah sebelum berperang ya, ngelihat Kalimalang yang bikin desperate ini. Hmm dimana ya..." Aku berpikir rute dari Depok ke Bekasi, umm,, lewat jalan mana ya yang cepat. Aku teringat, aha!

"Lewat Caman aja, nih nanti kita lewatin belokanny. Nanti lo ikutin jalannya teruuuus aja, lama2 nembus ke Pasar Pondok  Gede. Trus nanti lo kan bisa lewat Lubang Buaya dan Asrama Haji terus ke TMII, terus ke Terminal Pasar Minggu, abis itu ke Depok deh. Atau lo dari Pondok Gede bisa ke Ujung Aspal, terus ke Jalan Ratna Jatiwarna, ikutin pinggir JORR, nanti kan nemu Pasar Minggu, abis itu ke Depok deh" jelasku panjang lebar memberi tahu rute ke dia.

"Ah iya bisa, asalkan udah sampe di Pondok Gede aman deh" kata dia. Kami pun melewati pertigaan Caman.

"Nah ini pertigaannya. Nanti lo belok aja kesini." Kataku menunjukkan. Dia mengangguk paham.

Kami memasuki wilayah kekuasaanku. Sudah di daerah Caman mau ke arah Kampung Dua. Sebelum sampai di tempat tujuan, aku kembali teringat hal yang mau aku sampaikan ke dia.

"Cerita2 lo seru banget tau gak sih lo! Pengalaman2 lo sama banci dan cewek2 cantik selama jadi Gojek, lo tulis di blog aja, atau jadiin buku aja!" Aku memuji dia sekaligus memberi saran ke dia.

"Maunya sih mbak.. tapi belum punya waktu" kata dia dengan nada penuh harap sambil tersipu2 malu.

Wah, kayanya asik nih kalau aku tulis pengalamannya dia, karena dia sepertinya tipikal penutur, bukan penulis. Maka yang akan bertahan bertahun2 adalah tulisan, sementara tuturan akan hilang seiring dengan meninggalnya orang itu dari dunia. Aku bulatkan tekad untuk menulis cerita dia yang seru ini sesampainya di rumah, hihi...

Akhirnya, kami hampir sampai di perempatan untuk berbelok ke komplek rumah. Ini belokan kiri yang ia perkirakan dan setelah aku memberi tahu, dia merasa lega.

"Akhirnya, sampe juga! Dasar planet lain!" Kata dia.

"Tunggu dulu, lo gak bisa belok ke kiri!" Ujarku cepat.

Ternyata telat, dia sudah membanting stir ke kiri. Dia baru sadar ternyata gerbang ke area komplekku ditutup.

"Kan, lo sih buru2! Udah ditutup tau gerbangnya kalau udah jam 10 malam ke atas." Kataku sambil tertawa.

"Yaahh.. trus lewat mana dong? Makin jauh dong?" Tanya dia desperate.

"Iya, lewat Mesjid, sana. Tapi bentar, kalau jalanan kecil di samping Swalayan ini dibuka, bisa jadi shortcut untuk masuk ke gerbang komplek gw." Kataku celingak celinguk.

"Yakin lo bisa lewat sini?" Dia terlihat ragu2 saat melewati jalan sempit berundak2 yang di sampingnya ada portal yang terkunci rapat.

"Bisa-bisa" aku merasa optimis.

Akhirnya motor yang ia kendarai mampu melewati jalanan kecil itu dan voila! Sampailah kita di jalanan menuju komplek rumahku. Setelah aku tunjukkan jalan masuk kesana kemari untuk menuju rumahku, akhirnya aku sampai ke rumah tepat pukul 12 kurang 15 menit. Sesampainya di garasi rumah, aku mengucapkan terima kasih dan membayarnya.

"Makasih ya. Perjalanan gw jadi gak kerasa gara2 cerita elo." Kataku.

"Iya sama2 mbak. Haha.. eh iya bisa lihat map di GPS gak?" Kata dia mengingatkan.

Aku pun mengeluarkan note-ku dan mulai mencari. Akhirnya rute jalanan dari Caman seperti yang kuberitahu muncul di layar dan kutunjukkan kepada dia.

"Oke, sip, gw ngerti sekarang. Makasih... " Kata dia.

"Yup. Ini keluar dari komplek lewat jalan yang sama ya, lewat yang tadi aja." Ujarku menambahkan. Kemudian aku mengembalikan helm dan memberikan uang bayaran kepada dia.

"Eh, ini kelebihan" kata dia.

"Gapapa ambil aja. Sorry cuma bisa kasih segitu tipnya, gak sebesar kaya mbak2 gendut yang baik itu.." kataku sambil tersenyum lebar.

"Makasih ya!" Kata dia sumringah dan balik tersenyum.

Aku pun membuka kunci rumah dan segera masuk. Aku dengar mesin motor dinyalakan dan beberapa saat kemudian dia meluncur pergi.

Wah, hari ini aku dapat pengalaman berharga sekaligus menyenangkan.  Ternyata, apapun pekerjaannya, gaji tinggi ataupun di bawah rerata, asalkan dilakukan dengan hati senang, ikhlas, dan berpositif thinking, maka akan terasa menyenangkan.

Jangan pernah menilai seseorang dari pekerjaannya, rendah tingginya pekerjaan tidak menggambarkan orang keseluruhan. Siapa sangka tukang ojek seperti dia adalah orang berpendidikan di perguruan tinggi negeri, cerdas secara sosial, dan humoris seperti dia?

Terakhir, jangan selalu lihat masalah sebagai musibah. Lihatlah masalah dari titik terang dan bersikap positiflah. Kalau bisa, tambahin sedikit bumbu humor di dalamnya agar hidup terasa lebih renyah!

Sekian The Gojek Tale 5 episode dariku, The Pink Traveler. Semoga menginspirasi teman2 semua! Chao!


P.S. 

Sampai sekarang aku tidak tahu nama si Driver Gojek itu, karena pesananku dipesan dari aplikasi Gojek temanku. Aku hanya punya nomor teleponnya saja. Tapi itulah dia, kata Shakespeare, "What's in name?" Nama dan orang bisa saja terlupa dan hilang dari dunia, tapi kebaikanlah yang akan tetap terngiang dan melekat di ingatan orang lain. Maka, biasakanlah berbuat baik kepada sesama dan sampaikanlah yang baik2, niscaya orang akan mengingatnya selalu.


Disclaimer:

Semua cerita ini berdasarkan kisah fakta dengan beberapa improvisasi. Nama tokoh dan tempat sesuai dengan aslinya dengan tetap menjaga privacy-nya. Jika ada yang keberatan dengan cerita ini, mohon maaf, saya hanya penutur ceritanya saja, dengan maksud cuma ingin meghibur pembaca saja. Semoga tidak dimasukkan di hati, kritik dan saran dimasukkan saja di surel pembaca ya. Semua disclaimer cerita ini mengacu pada disclaimer blog ini yang dapat dibaca di page Disclaimer. Dipersilakan untuk share cerita ini dengan menyebutkan referensi www.ririthepinktraveler.blogspot.com dan penulis aslinya, sambil sama2 belajar menghargai karya orang lain dan anti-plagiarisme ya! Terima kasih. Sampai jumpa di cerita2 The Pink Traveler selanjutnya! Â bientöt!

Related Post



Post a Comment